Tentang Amarah

Mari bicara mengenai amarah. Satu emosi yang dimiliki oleh setiap insan manusia, yang dapat menghancurkan dan melemahkan. Untuk gua, emosi ini terasa sedang dipenjara, tidak diijinkan untuk keluar, baik itu dari orang lain dan juga diri gua sendiri. Yang ada hanyalah tidur, dan tidak bertindak apa apa. Apakah ini baik bagi kesehatan?

Apakah amarah tak harus dikeluarkan?

Gua tak akan memberikan penelitian ilmiah tentang emosi ini. Semua berdasarkan pengalaman dan intuisi gua, dari apa yang selama ini pernah terjadi. Gua pun sangat menginginkan emosi ini menjadi satu selimut tebal sebagai tampilan luar sebuah baju zirah untuk keseharian hidup gua.

Apa yang orang lain lihat tentang diri gua adalah suatu kelemahan. Kemampuan untuk bertindak tegas juga tak ada. Amarah selalu tersimpan rapat ketika diri gua sedang direndahkan dan juga dimaki. Semua orang menganggap, orang yang tak sanggup marah adalah sebuah permainan. Oleh karena itu gua selalu ingin mencari orang baik di dalam hidup gua.

Tapi itu bukan lah solusi.

Mencari orang baik? Memang ada, tapi tiap orang punya potensi untuk marah. Bedanya, mereka sanggup menunjukkan, sedangkan gua tidak.

Kata Tuhan kita harus memaafkan. Budaya di Indonesia pun memang terdiri dari mayoritas orang yang mampu memaafkan. Mungkin gua terlihat sanggup memaafkan, tapi gua berbohong. Gua memakai topeng untuk dapat bertahan hidup, atau mungkin memang tak sanggup saja. Amarah ini terus tersimpan dan bisa meledak sewaktu waktu.

Terkadang gua ingin menunjukkan ke semua orang tentang betapa marahnya diri gua. Diperlakukan tidak adil dalam kehidupan sosial, terus mencoba untuk mengerti orang lain, disaat mereka melupakan untuk mengerti diri gua sendiri. Jika amarah adalah api, hutan belantara pun akan gua bakar, dan membiarkannya merembet ke setiap sela tangkai dan dedaunan hijau, hingga akar dalam tanah. 

Lalu berteriak sangat keras!

Dalam satu momen di kehidupan gua, gua sungguh ingin melihat sebuah penyesalan dari orang yang telah membuat gua marah.

No comments

Ohh Getoo... Powered by Blogger.